Powered By Blogger

WELCOME TO YOU

I LET YOU READ AND SHARE

31.7.07

MURAHNYA NYAWA

Orang hidup pasti ada tekanan. Entah dari pekerjaan, keadaan ekonomi, keluarga maupun kehidupan sosial. Maka tak heran jika terjadi banyak hal aneh di sekitar kita. Anak Pak Anu yang masih kelas 4 SD mati gantung diri karena tidak naik kelas, Si Anu tadi malam mabuk berat akibatnya naik sepeda motor nabrak jembatan lalu tewas, atau Polisi X menembak atasannya karena merasa dirinya tidak dihargai. Itu beberapa contoh kejadian yang sepertinya mulai tak asing di lingkungan kita. Kenapa bisa terjadi demikian? Adakah solusinya?
Pertama, Keadaan yang terlalu banyak menuntut. Anak Pak Anu mungkin merasa orangtuanya menuntut agar dia selalu berhasil. Akhirnya timbul tekanan. Dia tidak berani terus terang dan ingin terlihat perfect di hadapan orangtuanya. Namun harapan besar tidak diimbangi dengan kemampuan si anak atau anak itu merasa kalau harapan tinggi orang tuanya adalah beban yang terlalu berat baginya sehingga dengan ketidaknaikannya ia merasa menjadi orang yang paling memalukan dan mengecewakan. Tentu setiap anak yang diberikan harapan besar namun tidak diimbangi dengan persiapan mental menghadapi kegagalan memilih diam, murung bahkan gantung diri untuk mati sebagai pilihan.
Kedua, Perubahan gaya hidup. Masih segar dalam ingatan kita bagaimana seorang ibu dan 3 anaknya tewas dalam aksi bunuh diri. Setelah ditelusuri ternyata 3 orang anak ini telah diracuni oleh ibunya kemudian si Ibu ikut minum racun. Menurut berita yang tersiar kejadian bunuh diri ini dikarenakan himpitan ekonomi. Si ibu merasa tanggungan keluarga sudah begitu banyaknya sehingga ia tak kuat lagi untuk hidup. Cara nekat itu tak akan terjadi jika gaya hidup orang tak berubah. Budaya tolong-menolong, asah asih asuh kelihatannya sudah mulai memudar. Bukan hanya di kota tapi kini sudah merambah ke pelosok desa. Kita akan mulai sulit menemukan tetangga yang datang ke rumah kita mengulurkan tangan membantu. Kini yang ada cemoohan ketika orang yang berutang tak sanggup membayar. Akhirnya dia merasa tertekan. Mati kayaknya jalan yang indah buat orang yang mentalnya goyah. Atau dalam istilah etimologi Imannya yang tak begitu kuat menyerah pada upaya penghilangan nyawa.
Apakah Solusinya?

No comments: